Jumat, 11 Maret 2011

WASIAT KE- 1 WASIAT SANG GURU KEPADA ANAK DIDIKNYA


            Wahai anakku sayang, semoga Allah swt senantiasa memberikanmu hidayah dan pertolongan, supaya dirimu senantiasa tidak henti-hentinya untuk selalu melakukan amal shalih. Sesungguhnya, bagi diriku, engkau seperti seorang anak yang sedang berada di samping ayah yang dicintainya. Aku akan berbahagia apabila melihat engkau dalam keadaan sehat, berpendirian teguh, bersih hati (dari segala macam penyakit hati), memiliki akhlak yang mulia, menjaga adab, menghindari perkataan yang kotor, berkasih sayang dalam pergaulan, menyayangi sesama, menolong orang yang membutuhkan, belas kasih terhadap orang yang lemah diantaramu, memiliki sifat pemaaf, tidak melalaikan shalat, serta tidak menunuda-nunda waktu dalam menjalankan amal ibadah kepada sang Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasamu.
            Wahai anakku sayang, seandainya saja engkau sudi mendengarkan nasehat dari seseorang, maka akulah termasuk orang yang layak untuk engkau dengarkan nasehatnya. Karena aku adalah gurumu, orang yang mendidikmu, dan yang membantu untuk merawat jiwamu. Engkau tidak akan mendapati seorangpun yang mempunyai harapan yang tinggi terhadap kebaikanmu setelah kedua orang tuamu, kecuali dari diriku (gurumu).
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya aku adalah seorang yang patut dan dapat dipercaya untuk memberimu nasehat, maka dari itu, terimalah nasehatku ini dengan lapang dada, serta amalkanlah di dalam kehidupanmu, lebih-lebih ketika engkau bergaul dengan teman-teman seusiamu.
            Wahai anakku sayang, jika engkau enggan untuk mengamalkan apa yang aku nasehatkan kepadamu dalam kehidupan pribadimu, maka sesungguhnya engkau tidak akan dapat untuk mengamalkannya, manakala engkau sedang bergaul dengan teman-teman bermainmu.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau engan untuk mengikuti apa yang telah aku nasehatkan kepadamu, maka siapakah orangnya yang akan engkau ikuti selain aku dan kedua orang tuamu ? lalu, apakah artinya, engkau harus memaksakan dirimu untuk duduk di hadapanku ?
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya setiap seorang guru, pasti hanya akan menyayangi anak didiknya yang taat dan shalih, maka apakah engkau suka, apabila guru yang telah mendidikmu tidak ridha terhadapmu, dan tidak akan mengaharap segala kebaikan atas dirimu ?
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya aku sangat berharap kepadamu supaya engkau gemar melakukan amal shalih. Maka dari itu, bantulah aku dengan mengikuti segala nasehatku.
            Wahai anakku sayang, akhlak yang mulia adalah merupakan perhiasan bagi setiap insan, baik bagi dirinya sendiri, dalam pergaulan dengan temannya, keluarga dan sanak familinya. Oleh karena itu, jadikanlah dirimu sebagai manusia yang mempunyai akhlak yang mulia, sehingga semua orang akan menjadikanmu sebagai manusia yang mulia, dan mereka semua tentunya akan menyayangimu.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau tidak menghiasi ilmu yang telah engkau dapatkan dengan akhlak yang mulia, maka ilmu itu akan lebih besar memberikan ancaman terhadap dirimu daripada kebodohanmu. Karena sesunguhnya orang bodoh dimaafkan, karena kebodohannya. Sedangkan bagi seorang alim, maka tiada maaf baginya atas kesalahannya yang ia perbuat dihadapan manusia, oleh karena itu hiasilah ilmu yang telah engkau dapatkan itu dengan akhlak yang mulia.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau sekali-kali hanya menanti nasehat dan kritik dariku, sesungguhnya bersifatlah mawas diri, karena itu adalah sifat yang utama dan besar sekali manfaat yang dapat engkau ambil dari sifat itu.

WASIAT KE- 2 NASEHAT SUPAYA BERTAKWA KEPADA ALLAH SWT


             Wahai anakku sayang, sesungguhnya Tuhanmu itu Maha Mengetahui. Dia mengetahui terhadap apa yang telah engkau sembunyikan dalam hatimu, semua yang telah diucapkan oleh lisanmu, dan Dia juga melihat semua amal perbuatanmu. Oleh karena itu, bertakwalah engkau kepada Allah swt, yang Maha Agung.
            Wahai anakku sayang, berhati-hatilah atas segala amal perbuatanmu, jangan sampai dari amal perbuatanmu itu Allah swt tidak meridhainya. Hindarilah olehmu, jangan sampai Tuhan yang telah menciptakanmu, yang telah memberikan rezeki padamu, dan mengaruniakan akal yang sehat kepadamu, yang dengannya engkau dapat melakukan apapun yang engkau inginkan, murka kepadamu. Bagaimanakah perasaanmu manakala engkau telah melakukan suatu perbuatan yang telah dilarang orang tuamu, sedangkan orang tuamu pada waktu yang bersamaan telah melihat langsung perbuatan itu ? takutkah engkau, manakala keduanya akan memarahimu ? maka hendaklah demikian dalam perbuatanmu kepada Allah swt. Karena Allah swt akan selalu memperhatikan segala amal perbuatanmu, sedangkan engkau tidak melihat-Nya. Janganlah sekali-kali engkau melalaikan perintah Allah swt, dan janganlah sekali-kali engkau melakukan perbuatan yang telah dilarang oleh-Nya.
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya ancaman dan siksa dari Tuhanmu sangat keras lagi berat. Oleh karena itu, tanamkanlah ketakutan pada dirimu, wahai anakku sayang, dan takutlah engkau pada murka Tuhanmu. Jangan sampai sifat kebijaksanaan (Al-Halim) Allah swt membujuk dirimu. “Sesungguhnya Allah akan menangguhkan siksanya terhadap orang-orang yang berbuat dzalim, hingga Allah menyiksanya, sehingga ia tidak akan dapat melarikan diri dari adzab yang pedih”. (Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dengan sanad dari Abu Musa Al-Asy`ari dari Rasulullah saw).
            Wahai anakku sayang, sesunguhnya dalam mentaati Allah swt itu terdapat kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak dapat diperoleh, kecuali dengan berkali-kali mendapatkan ujian dalam hidupnya. Oleh karena itu, wahai anakku sayang, taatlah engkau pada Tuhanmu dengan sikap pasrah dalam mengahadapi segala cobaan dalam hidupmu, supaya engkau mendapatkan kenikmatan dalam melaksanakan amal ibadah, dan kebahagiaan dalam bertakwa kepada Allah swt, sehingga engkau dapat mengetahui dan merasakan betapa ikhlasnya diriku dalam menyampaikan nasehat kepadamu.
            Wahai anakku sayang, sungguh pada awalnya, engkau akan mendapati perasaan yang teramat berat untuk taat kepada Allah swt. Maka pasrah dan bersabarlah dalam mengahadapi perasaan seperti itu, sehingga ketaatanmu kepada Allah swt akan menjadi suatu kebiasaan yang dapat engkau amalkan dengan penuh kesadaran dan kerelaan hatimu.
            Wahai anakku sayang, waspadalah pada saat engkau barada di bangku sekolah, ketika engkau sedang belajar, membaca, dan menulis. Aku nasehatkan kepadamu untuk dapat mengahafal Al-Qur`anul Karim. Dan tidakkah engkau merasa malu di sekolah dan di hadapan para gurumu, jika engkau melanggar peraturan yang telah ditetapkan, padahal engkau dituntut untuk melaksanakannya. Karena itu, Ingatlah !! pada hari ini engkau telah mengetahui tentang keutamaan dalam menuntut ilmu, dan engkau juga mengetahui bahwa gurumu adalah orang yang selalu berusaha bagi kebaikan yang ada padamu.
            Wahai anakku sayang, dengarkanlah serta perhatikanlah apa yang telah aku nasehatkan kepadamu, sabarlah dalam urusan ketaatan kepada Allah swt, sebagaimana kesabaranmu dalam menuntut ilmu di bangku sekolah. Pada saatnya nanti engkau pasti akan mengetahui manfaat dari apa yang telah aku nasehatkan kepadamu, dan engkau akan lebih jelas dalam merasakannya apabila engkau mendapat pertolongan dari Allah swt untuk mengamalkan apa yang telah dinasehatkan oleh para gurumu.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau pernah mengira bahwa bertakwa kepada Allah swt itu hanya cukup dengan shalat, puasa di bulan Ramadhan, dan ibadah-ibadah lainnya yang sejenisnya saja. Maka perlu engkau ketahui, bahwa takwa kepada Allah swt itu mencakup segala hal. Karena itu, bertakwalah engkau kepada Allah swt dalam beribadah kepada Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali engkau melalaikannya. Juga bertakwalah kepada Allah swt di dalam pergaulanmu dengan teman-temanmu, jangan sampai engkau membuat mereka sakit hati. Bertakwalah kepada Allah swt dalam upaya menegakkan agamamu, dan janganlah sekali-kali engkau mengkhianati segala ketentuan Allah swt, serta pertahankanlah, supaya agamamu jangan sampai dikuasai oleh para musuh. Bertakwalah engkau kepada Allah swt, dan janganlah sekali-kali menunda-nunda dalam melaksanakan amal ibadah, dikala engkau sehat, dan janganlah sekali-kali engkau menghiasi dirimu sendiri, kecuali dengan akhlak yang mulia.
            Wahai anakku sayang, Rasulullah saw telah bersabda :”Bertakwalah kepada Allah swt dimana saja engkau berada, gantilah segera amal perbuatan yang jelek (maksiat) dengan perbuatan baik (ibadah), maka amal kebaikan itu akan menghapus dosa dari amalan yang buruk. Dan berakhlaklah yang baik di hadapan ummat manusia”. (Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim, dengan Sanad dari Abu Dzar dan Mu`adz bin Jabal)

WASIAT KE- 3 HAK DAN KEWAJIBAN YANG HARUS DITUNAIKAN KEPADA ALLAH SWT DAN RASUL-NYA


            Wahai anakku sayang, sesungguhnya Allah swt yang banyak berkahnya lagi Maha Luhur telah menciptakan engkau dan telah menyempurnakan berbagai kenikmatan kepada engkau baik kenikmatan lahir maupun kenikmatan bathin. Maka tidakkah engkau sadari, sesungguhnya permulaan dari dirimu hanyalah dari setetes air mani yang memancar ke dalam rahim ibumu dan atas cucuran nikmat setra rahmat dari Tuhanmu engkau dikeluarkan dari kandungan ibumu sebagai anak manusia yang sempurna. Allah swt juga telah memberikan anugerah yang besar kepadamu dengan diberikan lisan, sehingga engkau dapat berbicara, dengan diberikan telinga, engkau dapat mendengarkan, dengan diberikan mata, sehingga engkau dapat melihat, dan diberikan kepadamu akal, sehingga engkau dapat membedakan amal perbuatan yang baik dan amal perbuatan yang buruk. Sesuai dengan firman-Nya :

والله اخـرجـكـم من بـطـون امــهـتـكم لا تـــعــلمـون شيـئـا وجـعـل لـكـم الســمــع والابــصــار والافٍــدة لـعـلكم تــشــكــرون .
Dan Allah telah mengeluarkan kalian dari perut ibumu dalam keadaan kalian tidak mengetahui apapun, dan Dia telah memeriaknmu pendengaran, penglihatan dan hati, supaya kamu (menjadi orang yang) bersyukur”. (An-Nahl : 78).
Bukankah Allah swt telah memberikan engkau berbagai macam kenikmatan dan anugerah serta kebaikan dari sisi-Nya, dan Dia juga yang mempunyai kekuasaan untuk mencabut kembali segala kenikmatan, anugerah, dan kebaikan itu daripadamu, apabila engkau telah melakukan amal perbuatan yang menyebabkan Dia murka.
            Wahai anakku sayang, yang pertama kali menjadi kewajibanmu kepada allah swt, Penciptamu yang Maha Luhur dalam berbagai urusan adalah bahwa engkau harus mengenali-Nya melalui sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan berusahalah dengan sungguh-sungguh dalam usaha mentaati-Nya, dengan melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan-Nya, serta menjauhi segala apa yang telah dilarang-Nya. Hendaklah engkau tanamkan keyakinan dengan teguh dan kokoh bahwa kebaikan itu adalah sesuatu yang telah Allah swt pilihkan buatmu, bukan yang engkau pilih buatmu sendiri. Janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, dan mengerjakan sesuatu amalan yang sia-sia, serta taat pada selain-Nya (makhluk) baik ia mulia ataupun hina dalam pandanganmu, sehingga engkau akan terhalang dari ketaatanmu dalam beribadah kepada Tuhanmu.
            Wahai anakku sayang, perlu engkau ketahui bahwa sebagian dari tanda kasih sayangnya Allah swt kepada hamba-hamba-Nya ialah dengan diutusnya seorang rasul kepada mereka, untuk memberikan peringatan kepada manusia dan mengajak mereka pada jalan petunjuk untuk melaksanakan amal ibadah dan urusan-urusan keduniaan mereka. Dan rasul yang terakhir yang telah diutus oleh Allah swt adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, yang berkebangsaan arab yang berasal dari Bani Hasyim (Semoga rahmat dan keselamatan selalu tercurah kepada beliau). Taat terhadap Rasulullah saw yang mulia adalah wajib hukumnya ke atas dirimu, sebagaimana engkau mentaati segala perintah-perintah Allah swt, yang telah menciptakanmu.   
يـاأيــهـاالــذيـن امـنـوااطــعــواالله واطــعــواالرســول واولي الامــرمــنــكــم .
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, serta Ulil amri (pemimpin) diantaramu”. (An-Nisa` : 59).
..ومـن يــطـع االله ورســـوله يـدخــله جــنـا ت تـجـرمـن تـحـتـهـاالانـهـا ر . ومن يــتـول يـعـذ بــه عــذابا الـيـمـا .
Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan barangsiapa yang berpaling dari-Nya, niscaya akan diadzab-Nya dengan adzab yang sangat pedih”. (Al-Fath : 17).
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya Rasulullah saw tidak pernah sekali-kali berbicara dengan mengikuti hawa nafsunya, dan setiap apa yang diperbuat dan apa yang ditinggalkan adalah berdasarkan wahyu dari allah swt. Oleh karena itu, mentaati Rasululah saw adalah merupakan bagian ketaatan kepada ِِِAllah swt yang maha Bijaksana. Sebagaimana firman-Nya :
قـل ان كـنـتم تـحـبون الله فـا تـعـوني يحـبـبـكم الله ويــغـفـرلــكــم ذنــوبــكـم. والله غــفــوررحــيـم .
Katakanlah, jika engkau mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihimu, dan mengampuni segala dosa-dosamu, Allah maha Pengampun lagi maha Penyayang”. (Ali Imran : 31).
            Wahai anakku sayang, tidak akan sempurna iman seseorang sebelum kecintaannya kepada Allah swt dan Rasul-Nya melebihi kecintaannya terhadap sesuatu yang selain Allah swt dan Rasul-Nya. Dalam hal ini Rasulullah saw telah bersabda :”Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian, sehingga ia mencintaiku lebih dari cintanya orang tua dan anak kandungnya, serta cintanya terhadap ummat manusia seluruhnya”. (Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Nasa`I, Ibnu Majah, dengan sanad dari Anas bin Malik r a.).

WASIAT KE- 4 HAK DAN KEWAJIBAN KEPADA KEDUA ORANG TUA


            Wahai anakku sayang, seandainya engkau merasakan berat untuk berbakti kepada kedua orang tuamu, maka aku beritahukan kepadamu, bahwa sesungguhnya kewajiban kedua orang tuamu terhadap dirimu adalah lebih berat dari segala-galanya yang engkau perbuat, yang pada saatnya nanti kewajiban itu akan dilipat gandakan ke atas dirimu. Engkau harus memahami firman Allah swt :
فـلاتـــقــل لــهــمـا اف ولا تــنــهــر هـمـا وقــل لهما قـولا كــريـمـا . وحــفـض لـهـمـا جـنـاح الـذ ل من الرحـمـة وقـل رب ارحـمهمـا كـمـا ربــيـا ني صـغــيرا.
Maka janganlah kalian mengatakan kepada keduanya perkataan ‘Ah’ dan janganlah pula kalian membentak mereka. Ucapkanlah pada mereka perkataan yang mulia. Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, serta berdo`alah :’wahai Tuhanku, kasihanilah kedua orang tuaku, sebagaimana keduanya mengasihani aku pada waktu kecil”. (Al-Israa` : 23-24).
            Wahai anakku sayang, lihat dan ambillah teladan terhadap seorang bayi serta kasih sayang orang tua padanya. Dan amatilah segala susah payah yang dialami oleh orang tua dalam memelihara kesehatan anaknya, mulai dari memberinya makan dan minum, serta penjagaan yang telah dilakukannya baik pada waktu siang dan waktu malam, ketika sehat maupun sakit. Dan sekarang engkau tentu mengetahuinya, bahwa betapa berat tanggung jawab orang tuamu dalam berusaha mendidik dan membesarkanmu, hinga engkau tumbuh menjadi dewasa.
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya di saat Allah swt telah memberikan pertolongan-Nya kepadaku, untuk menunjukimu kepada jalan yang benar, tentunya saat ini pula engkau tidak akan dapat mengingkari kenikmatan terhadap pemberian kedua orang tuamu yang mana mereka tidak pernah kikir dalam memberikan sesuatu kepadamu, yang mereka cari dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang mereka miliki. Seandainya saja orang tuamu tidak mau memberikan sesuatu kepadamu, tentu engkau tidak akan dapat memperoleh kesempatan untuk belajar, dan engkau tidak akan dapat duduk bersama dengan r\teman-temanmu di bangku sekolah.
            Wahai anakku sayang, setiap orang tentu ingin dirinya mendapatkan derajat yang mulia, memiliki kedudukan, serta mendapatkan cintanya Allah swt dan seluruh ummat manusia. Mereka senantiasa mengaharapkan agar keududukannya lebih tinggi, hingga melebihi segala yang ada. Tetapi lain halnya dengan orang tua, ia lebih suka apabila anaknya dapat mencapai kedudukan yang lebih tinggi serta penghormatan yang lebih mulia dari mereka. Kemudian kewajiban apakah yang harus engkau perbuat terhadap orang yang telah mengabaikan kepentingan dirinya sendiri, dan senantiasa mengharapkan akan kebaikan ke atas dirimu, bahkan lebih dari apa yang telah engkau harapkan sendiri ?
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau takut untuk berbuat sesuatu yang menyebabkan kemarahan kedua oran tuamu. Karena sesungguhnya kemurkaan orang tuamu adalah kemurkaan Allah swt juga. Dan ingatlah, bahwa barangsiapa yang telah membuat Allah swt murka (yang dikarenakan membuat kedua orang tua murka), maka dia akan merugi, baik di dunia maupun di akhirat.
            Wahai anakku sayang, taatlah terhadap perintah ayahmu dan ibumu, dan janganlah sekali-kali engkau membantahnya, terkecuali apabila keduanya telah memerintahkan kepadamu untuk berbuat ingkar pada Tuhanmu. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi kita Muhammad saw :”Tidak ada ketaatan kepada makhluk (walaupun terhadap orang tua sendiri), di dalam melaksanakan kemaksiatan (berbuat dosa) kepada sang Khalik (Allah)”. Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Hakim, dengan sanad dari Imran bin Husain dan Hakam bin Amrin Al-Ghifari r a.).
Dan juga fahamilah terhadap firman Allah swt :
ووصـيـنـاالانـسـان بـوالـد يـه حـمـلـتـه امـه وهـنـا عـلي وهـن وفـصـاله في عـامـيـن ان سـكـرلي ولـوالـد يـك الي المـصـيـر. وان جـاهـد اك عـلي ان تـشـرك بي مـا ليس لك بـه عـلـم فـلا تــطـتعـهـمـا وصـاحـبـهـمـا في الـد نـيـا مـعـروفـا واتـبــع ســبـيل من انـاب الي ثـم الي مـرجـعـكـم فـأنــبـئـكـم بـمـا كـنـتـم تـعـلـمـون.
dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam waktu dua tahun, maka bersyukurlah kepada-Ku dan keduanya (ibu bapakmu). Hanya kepada-Ku lah tempat kembalimu. Dan jika keduanya telah memaksamu untuk memperseutukan Aku dengan sesuatu yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu itu, maka janganlah kalian mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kalian kembali, maka akan Aku beritakan terhadap sesuatu yang telah engkau perbuat”. (Luqman : 14-15).
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya orang yang paling besar memberikan kasih sayangnya adalah ayah dan ibumu, yang telah mendidik dan merawatmu semenjak engkau masih kecil hingga engkau tumbuh dewasa, menjadi seorang pelajar dan menuntut ilmu pengetahuan Islam. Oleh karena itu, terimalah segala nasehat dan petuahnya, hal itu dikarenakan orang tuamu lebih mengetahui sesuatu yang akan engkau hadapi daripada engkau sendiri yang belum mengetahui apa-apa. Dan orang tuamu juga lebih mengetahui sesuatu yang akan mendatangkan manfaat ataupun mudharat ke atas dirimu. Sunguh, Allah swt-lah yang telah menguasai dan memberi hidayah, pertolongan serta kebaikan bagi dirimu.

WASIAT KE-5 HAK DAN KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN


            Wahai anakku sayang, ingatlah, bahwa hari ini engkau telah menjadi seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu, dan tentunya engkau juga mempunyai teman. Maka jadikanlah mereka sebagai saudara dan temanmu dalam pergaulanmu. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali engkau membuatnya sakit hati karena ulahmu, dan janganlah sekali-kali engkau memperlakukannya dengan buruk.
            Wahai anakku sayang, jika engkau sedang duduk dengan mereka, maka janganlah sekali-kali engkau mempersempit tempat duduknya, lapangkanlah, sehingga temanmu dapat dengan leluasa mendudukinya. Dan sesungguhnya mempersempit tempat duduk dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk duduk adalah termasuk perbuatan yang menjengkelkan dan menyakitkan hati, sehingga membuat hati tidak enak, serta banyak menyebabkan keburukan. Tidakkah engkau ingat akan firman Allah swt :
يـأيـهـاالـذ يـن امـنـوااذاقـيل لـكـم تـفـسـحـوا يـفـسـح الله لـكـم, واذاقـيـل انـشـزوا فـانـشـزوايـرفـع الله الـذ يـن امـنـوا مـنـكـم, والـذ يـن اوتـواالـعـلـم درجـت, والله بـمـا تـعـمـلـون خـبـيـر.
wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu; berlapang-lapanglah di dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan; berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang menuntut ilmu. Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang telah kalian perbuat”. (Al-Mujadalah : 11).
            Wahai anakku sayang, apabila seorang dari temanmu telah mendapatkan kesulitan dalam pelajaran dan dia bertanya kepada gurumu, maka dengarkanlah dengan baik terhadap jawaban gurumu tersebut, dengan demikian mungkin saja engkau akan mendapatkan pelajaran yang sebelumnya engkau tidak mengetahuinya.dan hindarilah terhadap perkataan yang dapat membuat hati temanmu merasa tersinggung dan merasa dihina, dan juga janganlah engkau sekali-kali menunjukkan muka yang sinis, hanya karena ada suatu pertanyaan dari temanmu yang membuatmu tidak suka.
            Wahai anakku sayang, Imam Abu Hanifah Rah. A (seorang penggagas Madzhab Hanafi) ketika ditanya : Apa yang menyebabkan engkau, sehingga engkau mempunyai ketinggian ilmu pengetahuan yang sangat luas ?, maka Imam Abu Hanifah menjawab :”Aku tidak pernah bermalas-malas dalam mengambil manfaat (dengan proses belajar dan mengajar), dan aku tidak pernah menahan (menyembunyikan ilmu) terhadap orang yang ingin belajar kepadaku”.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau sekali-kali mempersempit jalan bagi teman-temanmu dalam menuntut ilmu, di saat mereka menanyakan sesuatu yang benar-benar mereka belum mengetahuinya. Jika engkau menghendaki suatu manfaat, maka ikutlah dengan mereka dalam menyimak dan menjelaskan dengan seksama terhadap apa yang dijelaskan oleh gurumu (sekalipun engkau telah faham dan mengerti lebih dulu dari temanmu).
            Wahai anakku sayang, jika engkau tinggal bersama teman-temanmu dalam suatu asrama, maka jagalah dirimu untuk tidak meresahkan mereka resah dengan ulahmu. Apabila waktu istirahat telah tiba, maka janganlah sekali-kali engkau mengganggu mereka dengan meninggikan suaramu, baik ketika itu engkau sedang membaca ataupun sedang menghafal pelajaranmu. Belajarlah dengan sopan di dalam asrama, dan biarkanlah teman-temanmu menikmati waktu istirahatnya dengan tenang sebagaimana ketika engkau istirahat. Apabila fajar telah datang menyambut, da ternyata engkau telah lebih dulu bangun dari tidurmu, maka bangunkanlah teman-temanmu dengan lembut dan sopan, kemudian ajaklah mereka ke masjid asrama untuk shalat shubuh dengan berjama`ah. Karena shalat berjama`ah itu lebih utama daripada shalat dengan sendiri-sendiri.
            Wahai anakku sayang, apabila ada seorang temanmu yang membutuhkan pertolonganmu, janganlah sekali-kali engkau merasa berat untuk mengulurkan pertolongan kepadanya. Jauhkanlah sikap suka membanggakan dirimu, bahwa engkau memiliki kelebihan daripada teman-temanmu, jangan,jangan, janganlah itu engkau lakukan.
            Wahai anakku sayang, Nabi kita Muhammad saw telah bersabda :”Orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain adalah ibarat sebuah bangunan, yang satu menguatkan bagian yang lainnya”. (hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa`I, dengan sanad dari Abu Musa Al-Asy`ari).

WASIAT KE-6 ADAB DALAM MENUNTUT ILMU


            Wahai anakku sayang, bersungguh-sungguhlah dalam membaca dan memahami setiap pelajaran yang sudah maupun belum dibahas oleh gurumu. Apabila engkau menemukan kesulitan, maka janganlah sekali-kali engkau ragu untuk bertanya serta mendiskusikannya dengan temanmu. Dan janganlah sekali-kali mencoba untuk mengalihkan ke permasalahan yang lain sebelum selesai masalah yang pertama, dan engkau dapat dengan benar memahaminya. Apabila gurumu telah memilihkan tempat duduk untukmu, maka janganlah sekali-kali engkau pindah dari tempat yang telah dipilihkan oleh gurumu tersebut ke tempat lain. Jika ada temanmu yang mengganggumu, maka janganlah mencoba untuk melayani dan mengusirnya, dan jangan pula mengeluarkan kata-kata yang kasar kepadanya. Engkau cukup dengan hanya melaporkannya dan menyerahkan masalah tersebut kepada gurumu, yang lebih bijaksana dalam menyelesaikan masalah itu.
            Wahai anakku sayang, apabila gurumu telah memulai untuk menyampaikan pelajaran, maka janganlah engkau asyik berbicara sendiri dengan teman-temanmu, dengarkanlah setiap penjelasan yang telah disampaikan oleh gurumu dengan penuh kesungguhan. Janganlah pula engkau melamun pada waktu gurumu menyampaikan pelajaran. Apabila engkau mendapati ada kesulitan, maka mintalah kepada gurumu dengan sopan untuk mengulangi penjelasan yang engkau belum memahaminya. Janganlah engkau sekali-kali meninggikan suara di hadapan gurumu, dan janganlah engkau mencoba untuk membantah penjelasan dari gurumu, yang nantinya akan berakibat hilangnya rasa suka dari guru terhadapmu.
            Wahai anakku sayang, apabila ada salah seorang temanmu yang telah melanggar peraturan di hadapan guru dan semua teman-temannya, maka wajiblah dididik untuk beradab yang baik, karena memang dia belum mengetahui masalah-masalah adab.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau tidak memuliakan gurumu lebih daripada orang tuamu, maka engkau tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmu yang telah diajarkannya kepadamu.
            Wahai anakku sayang, hiasilah ilmu pengetahuan yang telah engkau dapatkan itu dengan sifat tawadlu` (rendah hati) dan akhlak yang mulia. Maka barangsiapa yang bersikap tawadlu` karena Allah swt, ia akan ditinggikan derajatnya, Allah swt akan menjadikan seluruh makhluk-Nya mencintai dan menghormatinya. Dan barangsiapa yang takabbur (sombong) dan berakhlak yang buruk, maka akan jatuhlah kehormatannya, Allah swt akan menjadikan seluruh makhluk ciptaan-Nya membenci dirinya, sehingga tidak akan mungkin ada seseorang yang menghormati, memuliakan apalagi menyayanginya.
            Wahai anakku sayang, tidak ada sesuatu yang lebih membahayakan bagi para pelajar daripada kemarahan guru dan ulama, oleh karena itu, takutlah engkau wahai anakku sayang, janganlah sekali-kali engkau berbuat yang menyebabkan orang yang telah mendidikmu marah, dan janganlah pula engkau menunjukkan perbuatan yang tercela di hadapannya. Terimalah dan amalkanlah nasehatku ini, wahai anakku sayang. Carilah keridhaan para gurumu, dan mintalah kepada mereka untuk mendo`akanmu supaya mudah dalam belajar. Dan semoga Allah swt mengabulkan segala do`a dari guru-gurumu, sehingga engkau menjadi orang yang mampu meraih apa yang telah engkau cita-citakan. Apabila engkau sedang menyendiri, maka perbanyaklah ber-munajat (berdialog) dan ber-tawakkal (berserah diri) kepada Allah swt, semoga Allah swt memberikan kepadamu ilmu pengetahuan yang luas dan bermanfaat dalam mengamalkan ilmu tersebut. Sesungguhnya Tuhanmu maha mendengar dan maha mengabulkan segala do`a yang telah engkau sampaikan, yang maha luas anugerah serta kemuliaan-Nya.

WASIAT KE-7 ADAB BELAJAR, MENGKAJI ULANG, DAN BERDISKUSI


            Wahai anakku sayang, apabila engkau menghendaki adanya kebaikan pada dirimu, maka ajaklah beberapa teman sekolahmu untuk belajar bersama, hal itu memungkinkan supaya apabila engkau dapati kesulitan, maka temanmu dapat membantumu dalam memahaminya. Apabila engkau telah memahami pelajaranmu, maka janganlah engkau untuk mencoba meninggalkan buku pelajaranmu. Tetaplah belajar bersama dengan teman-temanmu sebagaimana engkau sedang menghadapi pelajaran dihadapan gurumu.
            Wahai anakku sayang, bersikaplah yang sopan terhadap teman-temanmu dalam belajar. Apabila ternyata engkau lebih cepat dalam memahami permasalahan, maka janganlah sekali-kali engkau menghina teman-temanmu yang lain (baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan) dengan menunjukkan kemampuanmu dalam membahas ataupun dalam memahami suatu permasalahan.
            Wahai anakku sayang, janganlah sekali-kali engkau melakukan perdebatan (mujadalah) dan mempertahankan permasalahan dari perkara yang bathil (salah). Sesungguhnya ilmu pengetahuan itu adalah merupakan amanah, dan barangsiapa yang menggunakan ilmu pengetahuan untuk perkara yang bathil, maka dengan demikian ia telah menyia-nyiakan amanah dari Allah swt.
            Wahai anakku sayang, perbanyaklah muraja`ah (mengkaji ulang) terhadap berbagai pelajaran yang telah engkau dapatkan. Sesungguhnya afat (petaka) bagi ilmu pengetahuan adalah lupa. Maka ketahuilah ! sesungguhnya engkau adalah orang yang terpandang di dalam masyarakat, dan tentunya akan datang kepadamu ujian dari ilmu pengetahuan yang engkau miliki. Orang yang dapat mengatasi ujian tersebut, akan mendapatkan kemuliaan, tetapi apabila dia gagal dalam mengatasi ujian tersebut, maka masyarakat akan mencelanya. Dengan begitu, akan terlihat kesungguhan orang tersebut ketika dia masih belajar.
            Wahai anakku sayang, hindarilah olehmu, jangan sekali-kali muraja`ahmu hanya menghafal kata-kata, tanpa engkau mengetahui arti dan maksudnya. Berusahalah untuk dapat mengerti arti dan maksud yang terkandung di dalamnya untuk kemudian engkau pahat kuat di dalam hati. Karena ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang telah engkau fahami, dan bukan sesuatu yang hanya engkau hafal.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau dan beberapa orang dari teman-temanmu sedang berkumpul untuk melakukan diskusi dan saling mengutarakan pendapatnya masing-masing dalam berbagai permasalahan, maka janganlah sekali-kali engkau memotong pembicaraan seseorang yang sedang mengemukakan pendapatnya, dan janganlah sekali-kali engkau bergegas untuk memberikan jawaban termadap permasalahan yang belum jelas akar permasalahannya. Janganlah pula sekali-kali engkau memberikan bantahan terhadap suatu permasalahan tanpa alas an dan dasar yang kuat, janganlah engkau memperdebatkan permasalahan dengan cara yang tidak benar. Jangan sekali-kali menunjukkan kemuliaan pribadi (gelar, pangkat dll) kepada teman diskusimu. Jangan meninggalkan ruang diskusi sebelum diskusi selesai, hanya karena engkau kalah dalam berbicara, dan jangan pula mengeluarkan kata-kata yang membuat teman bicaramu sakit hati, serta menyalahkannya apabila memberikan jawaban yang menurutmu kurang tepat (jangan bersifat sombong apabila menang, dan janganlah berputus asa apabila kalah, itulah watak seorang ilmuwan).
            Wahai anakku sayang, melakukan munadharah (berdiskusi) dengan sesama teman dan membahas berbagai permasalahan, tentunya akan banyak menghasilkan manfaat, diantaranya adalah mempertajam pengertian, memperlancar pembicaraan, membantu menyerap hikmah dari suatu permasalahan, dan menambah keberanian diri. Akan tetapi, wahai anakku sayang, hal tersebut tentunya tidak akan mendatangkan manfaat atas dirimu baik dalam pandangan Allah swt, ataupun dalam pandangan ummat manusia, terkecuali apabila engkau mempunyai adab-adab yang mulia, yaitu menjauhi perkataan yang tidak pantas untuk diucapkan, dan berbicaralah dengan perkataan yang benar sekalipun terhadap dirimu sendiri. Dan janganlah engkau taut terhadap celaan orang lain, selama engkau berpegang pada kebenaran.

WASIAT KE-8 ADAB OLAHRAGA DAN BERJALAN DIMUKA UMUM


             Wahai anakku sayang, peliharalah kesehatanmu dengan banyak melakukan olah raga ketika terdapat waktu luang, sehingga semangatmu akan kembali pulih setelah mengalami kepenatan dalam menuntut ilmu. Apabila engkau hendak berolah raga, maka pilihlah waktu yang pada waktu itu udara masih terasa kesejukannya (belum terlalu banyak polusi udara), yaitu pada pagi hari. Berjalanlah dengan santai, janganlah tergesa-gesa, jangan pula saling dorong-mendorong dengan teman dan janganlah juga tertawa terbahak-bahak.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau sedang berolah raga atau berjalan bersama dengan teman-temanmu, maka janganlah sampai memadati jalanan umum, yang pada akhirnya mengganggu orang lain yang hendak melintasinya. Dan janganlah berjajar dijalan umum. Manakala jalan yang engkau lalui itu lebar, maka berjalanlah dua-dua, tetapi apabila jalan yang engkau lalui itu sempit, maka berjalanlah satu-persatu.
            Wahai anakku sayang, perlu engkau ketahui bahwa sesungguhnya jalanan umum itu bukanlah miliki seseorang, akan tetapi setiap orang yang melewatinya mempunyai hak atas jalan tersebut. Karena itu, janganlah sekali-kali kalian memenuhi jalan umum sambil bersenda gurau, karena hal yang demikian sangat tidak pantas dilakukan oleh kaum terpelajar, yang justeru akan menjatuhkan martabat mereka di mata masyarakat.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau melihat di tengah jalan ada sekumpulan orang yang sedang berjalan sambil bersenda gurau, maka hindarkanlah dirimu dari mereka, dan carikah jalan yang lain. Jika hal itu tidak engkau lakukan, maka orang lain akan menyangka bahwa engkau termasuk kumpulan dari mereka.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau sampai terpancing emosimu, apabila ada seseorang yang sedang mengganggumu di tengah-tengah keramaian, maka maafkanlah orang yang telah menganggumu, tentunya Allah swt akan mengangkat derajatmu. Sebagaimana di dalam firman-Nya :
وجـزؤاسـيـئـة سـيـئـة مـثـلـهـا, فـمن عـفـاواصـلـح فـأجـره عـلي الله .
Dan balasan dari suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa yang meaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas jaminan Allah”. (As-Syu`ara : 40).
Dengan akhlak seperti inilah, Allah swt telah mendidik kita melalui kitab-Nya yang mulia.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau sedang bepergian untuk membeli suatu keperluan, seperti makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya, janganlah sekali-kali engkau menanggapi terhadap perkataan orang-orang yang jahil (bodoh) yang kasar lagi hina, jauhkanlah dirimu dari mereka. Dan hindarilah tawar-menawar dengan penjual, jika engkau telah menyetujui terhadap harga yang telah ditetapkan oleh penjual, maka bayarlah dengan segera. Jika tidak, maka tinggalkanlah dengan sopan. Janganlah pula engkau menawar sesuatu barang, yang mana engkau tidak memiliki keniatan untuk membelinya. Karena sikap yang demikian, akan membuat mereka mengeluaran perkataan yang hina terhadapmu.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau sedang berbicara dengan seseorang, maka janganlah engkau sekali-kali mengeraskan suaramu hingga melebihi suara teman bicaramu. Jadilah engkau sebagai seorang yang halus dan sopan dalam pembicaraan. Janganlah engkau berbicara dengan perkataan yang dapat menjatuhkan martabatmu sendiri di hadapan teman bicaramu, walaupun teman bicaramu itu sebaya denganmu dalam hal usia dan kedudukannya. Apabila ada orang yang sedang berbicara denganmu, maka dengarkanlah dengan sebaik-baiknya, dan janganlah engkau sekali-kali menanggapinya dengan kerasa dan kasar. Nabi kita Muhammad saw pernah bersabda :”Pergaulilah Ummat manusia dengan akhlak yang baik”. (Hadist syarif ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan Hakim, dari Abu Dzar. Imam Ahmad dan Tirmidzi meriwayatkannya dari Muadz r a).

WASIAT KE-9 ADAB DALAM MAJELIS


            Wahai anakku sayang, apabila engkau sedang melewati sekumpulan orang, maka ucapkanlah salam kepada mereka dengan ucapan salam yang sesuai dengan sunnah Rasul, yaitu :”Assalamu`alaikum”(Semoga keselamatan dicurahkan kepada kalian). Dan janganlah engkau ganti ucapan salam itu dengan ucapan yang selainnya, yang tentunya tidak ada tuntunan dari Nabi kita Rasulullah saw. Janganlah engkau sekali-kali memasuki suatu ruangan terkecuali setelah mendapatkan izin. Hal ini dikarenakan, mungkin saja orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut sedang membicarakan sesuatu perkara yang tidak diperbolehkan orang lain untuk mendengarkannya. Jauhilah pula olehmu sifat kekanak-kanakan, karena dengan adanya sifat itu pada dirimu akan sangat mempengaruhi kewibawaanmu, sekalipun yang melakukannya saat itu adalah termasuk orang yang terpandang.
            Wahai anakku sayang, bercerminlah terhadap dirimu sendiri, apabila engkau melakukan suatu perbuatan yang engkau tidak menyukainya apabila perbuatanmu itu diketahui oleh orang lain yang selain darimu, kemudian ada seseorang yang tidak engkau kehendaki memasuki kamarmu dan melihat apa yang telah engkau lakukan. Bukankah engkau akan merasa jengkel dan menghendaki orang tersebut untuk pergi ?. maka seperti itu pulalah, perasaan sekumpulan orang yang sedang mengadakan pertemuan, apabila engkau memasuki ruangan tersebut tanpa ada izin sebelumnya, maka pasti dan pasti mereka pun tidak akan senang terhadap kedatanganmu di tengah-tengah mereka.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau mendapatkan undangan untuk menghadiri suatu majelis (pertemuan), sedangkan engkau termasuk orang yang mempunyai usia yang paling muda diantara mereka yang hadir, maka janganlah engkau duduk sebelum mereka mempersilahkannya kepadamu. Apabila engkau duduk, janganlah engkau sekali-kali mencoba untuk mendesak orang-orang yang lebih dahulu duduk, atau bahkan janganlah sekali-kali mengusir seseorang dari tempat duduknya, terkecuali apabila mereka mempersilahkan kepadamu untuk menempati tempat duduknya. Apabila engkau telah duduk pada suatu tempat, kemudian datanglah orang yang lebih patut untuk menempatinya, maka persilahkanlah dengan sopan kepadanya untuk menduduki tempat tersebut. Apabila itu semua engkau amalkan dengan i`tikad yang baik dan penuh keikhlasan, maka kemuliaanmu di mata masyarakat akan bertambah.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau barada pada suatu pertemuan, maka janganlah engkau mencoba untuk mendahului untuk membuka pembicaraan dengan orang yang lebih utama dari dirimu. Apabila engkau yang berbicara, maka berbicara dengan benar, dan janganlah engkau melebih-lebihkan pembicaraan. Sanggahlah perkataan orang lain dengan adab yang baik dan sopan. Hindarilah tertawa dengan terbahak-bahak dalam ruangan pertemuan, karena hal itu termasuk adab yang rendah dan perbuatan yang hina dalam pandangan orang. Dan banyak tertawa itu dapat menyebabkan hilangnya kemuliaan, dan juga dapat menyebabkan orang-orang yang mendengar bosan terhadapmu.
            Wahai anakku sayang, janganlah sekali-kali engkau mencoba untuk berteman, terkecuali hanya kepada orang yang wara` (orang yang memiliki kedalaman dalam hal ilmunya), orang yang mulia, orang yang `iffah (menjaga diri dari perkara yang haram) dan yang mempunyai akhlak yang mulia. Janganlah berteman dengan orang yang suka mengumpat dan mengadu domba atau dengan orang-orang fasik, dan orang-orang yang berlebih-lebihan dalam ucapan dan perbuatannya. Jauhilah pula olehmu berteman dengan orang-orang yang berakhlak rendah, yang suka mengada-ada, munafik dan yang sejenisnya, karena akhlak yang rendah akan berpengaruh terhadap orang lain, sebagaimana api yang telah membakar kayu, maka sedikit demi sedikit kayu itu akan habis terbakar (demikian gambaran terhadap akhlak yang tercela, karena ahlak yang tercela sedikit demi sedikit akan mempengaruhi dan kemudian menghilangkan akhlak yang mulia).

WASIAT KE-10 ADAB MAKAN DAN MINUM


            Wahai anakku sayang, apabila engkau menginginkan hidup yang sehat lahir dan bathin, serta terhindar dari segala penyakit, maka janganlah engkau mengisi perutmu dengan sembarangan makanan. Makanlah ketika engkau telah merasakan lapar, dan berhentilah sebelum engkau merasakan kenyang, karena Nabi kita Muhammad saw pernah bersabda :”Tidaklah anak Adam (manusia) memenuhi suatu wadah itulebih buruk daripada memenuhi eadah makanannya (perutnya)”. (hadist riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari Miqdad).
            Wahai anakku sayang, apabila hendak makan, maka cucilah tanganmu terlebih dahulu, bacalah “Bismillah” pada permulaan makanmu. Janganlah engkau mengunyah makananmu sehingga engkau mengunyahnya hingga makanan tersebut menjadi lunak terlebih dahulu, karena hal itu akan membantu percernaan makanan, dan makanlah makanan yang paling dekat denganmu, jangan mengulurkan tangan untuk mengambil makanan yang letaknya jauh darimu, karena yang demikian itu termasuk perbuatan yang tercela.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau sekali-kali melakukan perbuatan sebagaimana perbuatan yang telah dilakukan oleh orang-orang yang berakhlak tercela dan hina di mata manusia, yaitu janganlah engkau memakan di tengah-tengah pasar atau makan sambil berjalan, walaupun yang engkau makan adalah sejenis makanan ringan. Karena yang demikian itu justeru akan menghilangkan sifat wara` (orang yang memiliki kedalaman dalam hal ilmunya) dan membuat dirinya menjadi terhina.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau jauhi sifat kikir (bakhil), dan tamak (serakah). Apabila engkau sedang duduk untuk makan, sedangkan di sampingmu ada dua orang, baik yang sudah engkau kenal maupun yang belum engkau kenal, ajaklah mereka untuk turut serta makan bersamamu. Apabila makananmu ada kelebihannya, maka sedekahkanlah kepada para fakir miskin. Janganlah engkau malu, dengan hanya memberikan sedekah yang sedikit itu, karena sedekah walaupun jumlahnya sedikit, itu sangat berarti bagi fakir miskin. Dan apabila engkau memberikan sedekah kepada fakir miskin, janganlah sekali-kali engkau sertai dengan hinaan yang ditujukan kepadanya, jangan engkau ikuti sedekahmu itu dengan perkataan yang menyakitkan hati orang yang engkau beri sedekah itu. Sebagaimana Allah swt pernah berfirman :
قـول مـعـروف ومـغـفـرة خـيـر من صـد قـة يـتـبـعـهـااذى.
Ucapan yang baik dan memberikan maaf adalah lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan hati penerimanya”. (al-Baqarah : 263).
Oleh karena itu, rahasiakanlah sedekahmu, jangan sampai ada orang lain yang mengetahuinya, karena sesungguhnya bersedekah dengan sembunyi-sembunyi itu akan memadamkan kemurkaan allah swt. Nabi kita Muhammad saw telah bersabda :”Sesungguhnya sedekah yang dirahasiakan itu dapat mengahpus kemurkaan Allah swt”. (Hadist riwayat Thabrani, dalam kitab “Mu`jamul Kabil” dari Muawwiyah bin haidah).
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau makan dan minum dengan menggunakan alat untuk makan dan minum yang kotor, karena hal tersebut dapat mendatangkan penyakit bagi dirimu, yang mungkin saja akan sulit untuk disembuhkan. Dan minumlah dengan mengunakan air yang bersih, apabila hendak minum bacalah “Bismillah”. Janganlah engkau minum air segelas dalam sekali tegukan, akan tetapi minumlah sedikit demi sedikit, dan sebaiknya satu gelas air minum, engkau ulangi hingga tiga kali tegukan, yang pada setiap sekalinya hendaknya engkau pisahkan dengan bacaan “Bismillah”. Apabila engkau telah selesai makan dan minum, maka bacalah “Alhamdulillah” (segala puji hanya kepunyaan Allah swt) yang telah memberiaknmu makan dan minum. Maka bersyukurlah ke atas segala kenikmatan yang telah dikaruniakan-Nya kepadamu, yang jumlahnya tidak akan pernah dapat engkau hitung. Sesungguhnya Allah swt-lah yang telah memberikanmu petunjuk dan pertolongan.

WASIAT KE-11 ADAB DALAM BERIBADAH DAN MEMASUKI MASJID


            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau takut, dan menjauhi dalam melakukan perbuatan yang ingkar dalam beribadah kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya Tuhanmu telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :
ومـاخـلقـق الجـن والا نـس الا لـيـعــبـد ون. مااريـد منـهـم من رزق ومـااريـد ان يـطـعـمـون.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Maha Pemberi rezeki yang memiliki kekuatan lagi sangat kokoh”. (Ad-Dzariyat : 56-58).
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau menjadi orang yang memiliki semangat yang tinggi dalam beribadah fardhu (wajib), khususnya shalat. Lakukanlah shalat fardhu tepat pada waktunya, dengan cara berjama`ah. Apabila waktu shalat hampir tiba, maka siapkanlah dirimu dengan berwudhu, dan janganlah engkau saling mendahului, ketika engkau dalam perjalanan ke masjid dan ke tempat wudhu, janganlah engkau berlebih-lebihan dalam menggunakan air untuk berwudhu. Apabila waktu shalat telah tiba dan sang muadzin telah mengumandangkan adzan, maka segeralah hadapkan dirimu ke arah kiblat, lakukanlah shalat sunnah qabliyah (shalat sunnah yang dikerjakan sebelum shalat fardhu). Setelah itu duduklah ber-tafakkur, i`tikaf atau ber-dzikir kepada Allah swt, sampai shalat berjama`ah dilaksanakan. Apabila tiba waktunya shalat berjama`ah, maka berjama`ahlah dengan khusu` dan tawadhu` (sikap merasa rendah diri). Ketahuilah, wahai anakku, sesungguhnya pada saat shalat, engkau sedang ber-munajat (berdialog) dengan Tuhanmu dan berada dalam kekuasaan-Nya. Imam Hakim meriwayatkan hadist dari Abu Hurairah r a., dari Nabi saw, beliau bersabda :”Sesungguhnya salah seorang diantara kalian apabila sedang berdiri dalam shalat, dia sedang melakukan munajat dengan Rabbnya. Maka jagalah adab bermunajat tersebut”. Oleh karena itulah, hendaknya engkau menjauhi segala godaan syaitan dan hindarilah perasaan tidak khusyu`, yang berupa bisikan hati sehingga akan mengalihkan perhatian kepada selain ber-munajat kepada Allah swt yang Maha pengasih.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau menunaikan ibadah shalat fardhu, maka lakukanlah shalat sunnah ba`diyah (shalat sunnah yang dikerjakan setelah melaksankan shalat fardhu), berdo`alah kepada Allah swt dengan do`a yang telah diajarkan oleh Allah swt kepada Rasul-Nya. Ber-istighfar-lah (memohon ampunan) sebanyak mungkin dengan membaca “Astaghfirullahal `Adzim” dan mohonlah pula kepada-Nya supaya ditambahkan kepahaman ilmu, karena sesungguhnya Allah swt adalah Maha Pembuka dan Maha Mengetahui.
            Wahai anakku sayang, akan lebih baik lagi, jika selama di dalam masjid, engkau mampu memelihara wudhu-mu. Karena sesungguhnya masjid adalah rumah yang diridhai oleh Allah swt, maka barangsiapa yang memasuki masjid akan mendapatkan keridhaan Allah swt. Salah satu yang termasuk perbuatan yang tercela adalah bahwa engkau memasuki masjid, tetapi engkau tidak beribadah kepada-Nya.
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya seluruh perhatian kaum muslimin selalu dicurahkan kepada para pelajar, dengan maksud hendak memuliakannya. Namun mereka akan membesar-besarkan suatu permasalahan yang sebenarnya permasalahan itu hanya sepele, jika kesalahan itu telah dilakukan oleh orang-orang yang terpelajar. Oleh karena itu, jagalah dirimu, jangan sampai menjadi bahan pembicaraan di kalangan mereka. Lembutkanlah suaramu, janganlah engkau bermusuhan dengan teman-temanmu, janganlah engkau membencinya dan janganlah engkau menghalang-halangi seorang mukmin yang yang sedang melaksanakan ibadah kepada Tuhannya di masjid tersebut.
            Wahai anaku sayang, di dalam masjid engkau akan selalu diperhatikan oleh orang-orang. Mereka akan memperhatikan akhlak dan kekhusyu`an dalam shalatmu. Oleh karena itu, janganlah engkau sekali-kali berbuat yang kurang sopan, dan mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa, sehingga mereka akan acuh dan mengabaikan setiap pembicaraanmu padanya, apalagi ketika engkau memberikannya petunjuk, tentunya mereka tidak akan mengindahkannya.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau sekali-kali melakukan perbuatan yang tidak baik selam di dalam masjid, sehingga engkau akan menjadi bahan pembicaraan orang banyak yang akan memberikan pengaruh yang negative kepada teman-temanmu. Apabila engkau melihat terhadap seseorang yang sedang melaksanakan shalat yang tidak sesuai dengan hukum-Nya, maka berikanlah kepadanya teguran dengan cara yang bijaksana dan dengan suara yang lemah lembut. Dan apabila engkau hendak menyampaikan syari`at Allah swt kepadanya, maka janganlah sekali-kali engkau bersikap kasar dank eras, baik dalam ucapan maupun perbuatan, dan jangan sampai engkau membuatnya tidak tertarik untuk mempelajari agama Islam. Allah swt akan memberikan petunjuk ke jalan yang lurus, kepada orang yang dikehendaki-Nya.

WASIAT KE-12 FADHILAH BERBUAT JUJUR


            Wahai anakku sayang, selalu-lah engkau berusaha untuk menjadi seorang yang selalu jujur dalam segala pembicaraan. Karena sesungguhnya dusta itu adalah perbuatan yang buruk dan tercela. Janganlah engkau berdusta hanya semata-mata ingin mendapatkan nama baik di kalangan teman-teman dan gurumu. Apabila engkau sudah terbiasa melakukan perbuatan dusta, maka teman-temanmu tidak akan mempercayaimu lagi, sekalipun apa yang engkau sampaikan itu adalah perkara yang benar.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau melakukan pelangaran terhadap gurumu, maka engkau wajib menerima hukuman darinya, dan janganlah engkau membela dirimu dengan berdusta. Apabila engkau ditanya, maka jawablah dengan apa adanya. Dalam melaksanakan sesuatu hendaklah konsekuen, yaitu berani berbuat harus berani juga mempertanggung jawabkannya. Janganlah sekali-kali engkau melibatkan teman-temanmu, lantaran engkau ingin menghindar dari hukuman. Karena jika kebohonganmu itu telah terbuka, maka engkau akan menerima sangsi yang berlipat ganda di hadapan Allah swt dan gurumu, yaitu sangsi karena telah melakukan kesalahan, dan sangsi karena telah melakukan perbuatan yang dusta. Engkau tidak akan dapat menyelamatkan diri dari adzab Allah swt yang Maha Mengetahui segala apa yang engkau rahasiakan, walaupun di dalam hatimu.
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya Al-Qur`an telah menegaskan bahwa Allah swt akan melaknat orang yang suka berdusta. Dan apakah engkau akan merelakan dirimu, jika dirimu termasuk orang-orang yang dilaknat oleh Allah swt, padahal engkau telah mempelajari agama Islam.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau berdusta sekali saja dan tidak ada seorang pun yang mengetahui kedustaanmu itu, dan secara kebetulan akan diketahui oleh orang yang lainnya di kemudian hari. Dengan demikian semua kebohongan yang pernah engkau lakukan akan terbuka.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau tidak merasa takut untuk melakukan perbuatan dusta di hadapan manusia dan menganggap itu adalah hal yang biasa, maka apakah engkau tidak merasa takut terhadap adzab Allah swt yang selalu mengetahui segala apa yang engkau rahasiakan di dalam hatimu ?
            Wahai anakku sayang, apabila seseorang telah berdusta, maka dia akan terbiasa untuk melakukannya. Sulit baginya untuk berbuat jujur. Oleh karena itu usahakanlah untuk selalu memelihara kejujuran. Hindarilah perbuatan bohong, sekalipun perbuatan tersebut akan dapat menyelamatkan dirimu.
            Wahai anakku sayang, ini adalah wasiatku kepadamu. Maka berjanjilah untuk tidak pernah melakukan perbuatan dusta dalam setiap pembicaraan. Katakanlah :”Ya Allah, hamba berjanji untuk tidak berdusta kepada seseorang dalam hidupku”. Aku akan melihat sampai sejauh mana engkau akan mempertanggung jawabkan janjimu tersebut.
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya orang-orang yang telah menjadikan kebohongan sebagai permainan, maka ia tidak akan mendaptkan pahala disisi Allah swt. Jangan sampai engkau berdusta dan apabila ditanya, kemudian engkau menjawab :”Aku hanya main-main saja”. Janganlah engkau berdusta, baik dalam keadaan yang serius maupun dalam suasana yang santai.
            Ingatlah ! bahwa sesungguhnya seseorang yang selalu berbuat jujur, setiap perkataan dan perbuatannya kan dijadikan rujukan, sekalipun tanpa mengetahui dalil yang sebenarnya (Al-Qur`an dan Hadist). Dia akan selalu dilibatkan dalam setiap musyawarah, dan akan selalu dimintai pendapat dalam upaya untuk menyelesaikan setiap permasalahan. Jika engkau menginginkan untuk mendapatkan kepercayaan yang seperti itu, maka usahakanlah untuk selalu jujur dalam setiap pembicaraan. Dan Allah swt yang Maha Kuasa tentunya akan memberikan petunjuk dan pertolongan menuju jalan yang lurus. Dari Abdullah bin Mas`ud, dia berkata; Rasululah saw bersabda :”tetaplah kalian dengan berlaku jujur, karena kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan jalan ke syurga. Seseorang yang terbiasa berdusta, akan dicatat baginya di sisi Allah swt sebagai seorang pendusta”. (hadist riwayat bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi).

WASIAT KE-13 FADHILAH AMANAH


            Wahai anakku sayang, ketahuilah bahwa amanah (dapat dipercaya) adalah merupakan sebaik-baik akhlak dari bermacam-macam akhlak yang terpuji yang lainnya. Sedangkan khaianat (tidak dapat dipercaya) adalah merupakan seburuk-buruk akhlak yang hina lagi rendah. Amanah merupakan hiasan bagi orang-orang yang mulia dan berilmu. Seseungguhnya amanah dan shiddiq (jujur) adalah merupakan sebagian daripada sifat-sifat para Rasul `Alaihimu shalatu was salam (semoga shalawat serta salam tercurah ke atas mereka).
            Wahai anakku sayang, jadikanlah dirimu sebagai seorang yang dapat dipercaya dalam segala hal. Janganlah engkau berkhianat dalam masalah kehormatan, harta kekayaan dan lain sebagainya. Apabila seseorang telah mempercayakan harta kekayaan kepadamu, maka janganlah engkau berkhianat dan kembalikanlah kepadanya apabila diminta. Apabila seseorang telah mempercayakannya kepadamu terhadap sesuatu hal yang sifatnya rahasia, maka janganlah engkau berkhianat dan menceritakannya kepada orang lain, sekalipun dia adalah seorang teman yang dapat dipercaya dan mulia di sisimu.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau tingal di asrama ataupun pondokan, maka janganlah engkau sekali-kali mengambil ataupun menggunakan barang temanmu tanpa mendapatkan izin darinya (ghashab). Jagalah hak milik teman-temanmu, jangan sampai ada seseorang yang berani untuk mengambilnya tanpa adanya izin, jika temanmu sedang tidak ada di tempat.
            Wahai anakku sayang, jagalah dirimu, jangan sampai teman-temanmu menganggap bahwa engkau termasuk orang yang tidak dapat dipercaya. Jangan sampai mereka berprasangka yang buruk terhadapmu bahwa engkau telah mengambil barang mereka, padahal engkau benar-benar tidak mengambilnya.
            Wahai anakku sayang, jadilah engkau sebagai seorang yang dapat dipercaya, baik dalam permasalahan yang besar maupun dalam permasalahan yang kecil. Hindarilah pembicaraan yang bersifat khianat, sekalipun terhadap dirimu sendiri, baik dalam perkara yang dipandang mulia ataupun perkara yang hina sekalipun. Yang termasuk perbuatan yang khianat yaitu; membukan tas, koper atau almari temanmu, pada waktu temanmu tidak ada, sekalipun hanya dengan niat untuk melihat isinya saja, jangan mencari-cari kesalahan teman-temanmu, dan janganlah sekali-kali mencoba untuk mendengarkan pembicaraan dua orang temanmu, tanpa mendapatkan izin dari keduanya, serta janganlah sekali-kali memanggil seseorang dengan sebutan atau dengan nama selain daripada nama aslinya.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau mengambil sesuatu milik temanmu walaupun hanya dengan maksud bercanda saja, dan segera engkau kembalikan manakala ia telah mencarinya. Perbuatanmu ini akan menyebabkan temanmu selalu berprasangka yang tidak baik kepadamu dan akan selalu mencurigaimu, walaupun engkau tidak berniat benar-benar untuk mengambilnya. Sangat sulit bagimu untuk menghilangkan prasangka buruk itu, apabila mereka sudah terlanjur untuk beranggapan yang demikian terhadapmu. Sebelum hal itu benar-benar terjadi terhadapmu, maka hindarilah.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau mencoba untuk berkhianat kepada dirimu sendiri apalagi terhadap orang lain. Perbuatan khianat terhadap diri sendiri, misalnya menyontek pada waktu ujian, baik melalui catatannya sendiri, maupun melalui pertolongan temanmu yang telah memberikannya jawabannya.
            Wahai anakku sayang, dengan perbuatanmu itu, maka berarti engkau telah melakukan penipuan terhadap dirimu sendiri. Sekalipun engkau adalah termasuk orang yang kurang mampu dalam pelajaran, tetapi tetap berusahalah dalam menghadapi ujian dengan jerih payahmu sendiri, tanpa harus mengandalkan pertolongan temanmu. Takutlah untuk melakukan hal seperti itu, dan bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu. Selamatkanlah dirimu dari perbuatan khaianat dan menipu terhadap dirimu sendiri. Dan adalah Allah swt yang Maha Kuasa untuk memberikan petunjuk dan pertolongan-Nya kepadamu.

WASIAT KE-14 FADHILAH DALAM `IFFAH


            Wahai anakku sayang, `iffah (menjaga diri dari sesuatu perkara yang diharamkan) adalah termasuk sebagian dari akhlak orang-orang yang mulia, dan termasuk amalan orang-orang yang shalih. Oleh sebab itu, engkau harus memiliki akhlak yang mulia itu supaya menjadi suatu watak yang terpatri dengan kuat di dalam jiwamu. Yang juga termasuk sebagian dari `iffah adalah berusaha untuk menjadi orang yang hidup dengan pola hidup yang sederhana, tidak merasa keberatan untuk memberi makan dan minum kepada orang yang sangat membutuhkannya, juga kepada teman-teman yang lainnya. Dahululah kepentingan orang lain, daripada kepentingan diri sendiri. Bagian lain yang termasuk dari `iffah adalah janganlah sekali-kali engkau melihat sesuatu yang menjadi milik orang lain dan engkau berniat untuk memilikinya (thama`), dan janganlah pula engkau terlalu rakus dalam hal makan dan minum untuk mengejar kesenangan yang sifatnya hanya sementara saja.
            Wahai anakku sayang, yang juga termasuk `iffah pula adalah jika engkau dapat membagi dan membedakan kepentingan untuk pribadi serta kepentingan hawa nafsumu. Janganlah engkau menurutkan kehendak hawa nafsumu dalam mencari kepuasan yang sifatnya hina, perbuatan seperti ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang dzalim, orang-orang yang mempunyai akhlak yang buruk sajalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya.
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya orang kaya yang mengisi perutnya dengan jenis makanan yang enak lagi lezat, sama saja seperti seorang fakir yang juga telah mengisi perutnya dengan makanan yang tidak enak, karena tujuan akhir dari semua itu (makanan yang enak maupun yang tidak enak) adalah satu, yaitu semuanya akan menjadi kotoran.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau menjadi seorang yang mempunyai jiwa yang mulia dengan berbuat `iffah, janganlah engkau sekali-kali mencoba untuk mengotori kemuliaan yang ada pada dirimu dengan makanan yang engkau memakannya dengan cara yang terlalu cepat, hingga engkau sama sekali tidak merasakan kelezatannya, dan ketika engkau dimana saja, maka hindarilah cara makan yang rakus supaya engkau tidak mendapatkan celaan dari orang-orang yang melihatmu itu.
            Wahai anakku sayang, bagi orang yang belum memilikinya, sifat `iffah merupakan perisai diri. Maka peliharalah perisai tersebut hingga ia akan mengantarkanmu ke dalam ketentraman dan kemuliaan hidup, baik dalam pandangan ulama, maupun dalam pandangan orang-orang awam (umum).
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau takut terhadap segala perbuatan yang diharamkan. Apabila engkau berjalan di keramaian, maka janganlah engkau memenuhi arah pandang matamu terus-menerus kepada kaum wanita, begitu juga sebaliknya. Janganlah engkau terlalu asyik berbicara dengan seseorang yang bukan muhrim dan bukan merupakan sanak saudaramu (sekalipun teman dalam belajar). Hindarilah olehmu berdua-duaan dengan seorang wanita, karena perbuatan seperti itu diharamkan untukmu. Maka berpegang teguhlah kepada perintah Allah swt :
قـل للمؤمـنـيـن يـغـضـوا من ابـصـارهـم ويـحـفـظـوا فـروجـهـم, ذلك أزكى لهم, ان الله خـبـير بـمـا يـصـنـعـون.
Katakanlah kepada orang-orang yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemalannya, karena yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nuur : 30).
            Wahai anakku sayang, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud dari Anas bin Malik, dan diriwayatkan juga oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari Shafiyah r a., menuturkan :”Sesungguhnya Syaitan itu menelusuri tubuh anak Adam (ummat manusia) untuk merayunya sebagaimana beredarnya darah dalam tubuh manusia. Dan kaum wanita adalah tali pengikat bagi syaitan dan sebagai jarring yang dipasang oleh syaitan untuk menjerumuskan orang-orang yang beriman yang lemah imannya”.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau takut, dan jangan sampai syaitan menarik dirimu ke arah perangkap yang telah dipasangnya dengan memperturutkan hawa nafsu yang buruk, sehingga engkau akan terjerumus ke jurang dosa yang besar dan kemungkaran dengan melakukan perzinahan dan perbuatan maksiat yang lainnya.
            Wahai anakku sayang, ingatlah selalu akan firman Allah swt :
ولا تـقـربـواالـزنى انـه كان فـاحـشـة, وسـاء سـبـيلا.
Dan janganlah engkau mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah sesuatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (Al-Israa : 32).
            Wahai anakku sayang, aku wasiatkan kepadamu, supaya engkau senantiasa menjaga diri dari godaan dan bujuk rayu syaitan serta dari syahwat yang keji. Sesungguhnya Allah swt akan selalu mengawasimu, sekalipun engkau bersembunyi di tempat yang sepi, dan Allah swt pasti akan meng-hisab (menghitung) segala amal perbuatan yang pernah engkau lakukan.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau terima nasehatku ini, ingatlah selalu pada setiap saat, lebih-lebih dikala engkau tertarik untuk melakukan perbuatan yang buruk, dengan memperturutkan syahwat yang hina. Segeralah untuk meminta perlindungan-Nya dari godaan syaitan yang terkutuk, dengan membaca :”A`uudzuu billahi minas syaithaanir rajim”. Hadapkanlah dirimu kepada Allah swt dengan niat yang suci dan murni, mintalah keselamatan kepada Allah swt dari segala godaan dan rayuan syaitan.
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya Allah swt maha menguasai, maha menjaga, dan maha memelihara dirimu dengan rahmat dan hidayah-Nya.

WASIAT KE-15 FADHILAH MURU`AH, SYAHAMAH, DAN `IZZATIN NAFSI


            Wahai anakku sayang, ketahuilah bahwa tidak akan ada kebaikan bagi orang yang mempunyai sedikit muruahnya (kurang menjaga kehormatan dirinya), membuat dirinya hina dalam pandangan ummat manusia dan teman pergaulannya. Apabila seseorang dihina dan dicela, dia akan merasa rendah diri serta takut akan kehilangan kemuliaan dirinya.
            Wahai anakku sayang, kepribadian orang-orang seperti itu bukanlah merupakan watak dan kepribadian orang-orang yang mempelajari agama. Dan perbuatan tersebut juga tidak patut dimiliki oleh orang-orang yang berpegang teguh kepada ajaran syari`at Islam.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau menjaga dan memelihara sifat muruah-mu, janganlah engkau sekali-kali mendudukkan dirimu pada tempat yang bukan selayaknya. Peliharalah serta jagalah dirimu dari pergaulan dengan orang-orang yang berakhlak buruk dan tercela. Angkatlah kehormatan dirimu dari sifat-sifat kehinaan, dan janganlah engkau menjadi budak perutmu (hidup hanya untuk makan sebagaimana binatang), dan janganlah pula engkau menjadi budak nafsu syahwatmu dengan selalu menuruti terhadap apa yang dikehendakinya.
            Wahai anakku sayang, fakir (kekurangan) di dalam masalah harta benda tidak akan menjadikanmu tercela di mata ummat manusia. Seseorang akan tercela apabila di dalam dirinya tidak mempunyai sifat muruah, dan bukan karena ia tidak mempunyai harta yang banyak. Seseorang akan mendapatkan pujian apabila ia mempunyai sifat muruah, baik ketika ia bergaul dengan keluarga dan temannya, jadi bukan karena banyaknya harta yang ia miliki.
            Sebagian dari sifat wara` (orang yang mempunyai kedalaman ilmu agama) juga dapat menjaga wajahmu dari kehinaan hidup meminta-minta, ridha untuk hidup sederhana dan apa adanya, makan hanya sekedar untuk penguat badan saja, sebagaimana diterangkan di dalah hadist, dari Nabi kita Muhammad saw :”Tidaklah anak Adam (ummat manusia) memenuhi suatu wadak yang lebih jelek daripada perutnya. Hanya sekedar untuk keperluan mempertahankan kekuatan tubuhnya saja dia makan. Apabila merasa harus lebih banyak makan, maka hendaklah dibagi perutnya, yaitu sepertiga untuk menyimpan makanannya, seprtiga untuk menyimpan minumannya, dan sepertiga lagi untuk pernafasannya”. (Hadist riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dari Miqdad r a). janganlah sekali-kali memancing seseorang untuk mengungkapkan terhadap sesuatu yang telah diberikan kepadamu, baik berupa berupa barang maupun yang lainnya, karena itu merupakan kesenangan yang sementara saja. Ada lagi cara untuk menjaga kehormatan diri adalah supaya engkau selalu melihat dengan penuh kasih sayang kepada fakir miskin dan orang-orang yang lemah diantaramu. Engkau juga dapat memberikan kepada salah seorang teman yang membutuhkan, baik dengan harta maupun dengan yang lainnya sesuai dengan kadar kemampuanmu, dan janganlah engkau jadikan pertolonganmu itu sebagai jalan untuk menghina dan mencelanya.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau selalu memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan atau yang telah berbuat jahat kepadamu, sekalipun engkau mampu dan kuat untuk membalasnya. Dan hendaklah engkau berkata yang benar, sekalipun pada diri sendiri, dan juga senantiasa menjaga kehormatan diri sekalipun engkau hidup dalam keadaan yang fakir dan miskin terhadap harta, karena itu adalah termasuk dari syahamah (mencegah hawa nafsu).
            Wahai anakku sayang, orang yang tidak menjaga `izzatin nafsi (kemuliaan diri), maka tidak akan ada manfaat terhadap harta dan yang selainnya, untuk mencapai suatu kemuliaan. Kemuliaan diri adalah perkara yang lebih utama dan lebih mulia daripada kemuliaan harta dan benda. Dengan menunujukkan akhlak yang baik di hadapan ummat manusia, sekalipun engkau dalam keadaan fakir adalah merupakan kemuliaan diri. Serta janganlah engkau menunjukan hajat keperluanmu kepada seseorang yang dekat denganmu. Dan hendaknya engkau selalu bersabar terhadap segala bentuk kesulitan hidup yang engkau alami, dengan kesabaran yang terpuji dan berserah diri sepenuhnya hanya kepada Allah swt, serta janganlah engkau sekali-kali mencoba meminta pertolongan kepada selain daripada-Nya.
            Wahai anakku sayang, yang termasuk sebagian dari `izzatin nafsi, muruah, dan syahamah adalah supaya engkau senantiasa menjauhkan diri dari melakukan perbuatan yang hina dan rendah untuk dirimu, serta hendaknya engkau menjauhi segala perbuatan yang akan menjatuhkan harga diri teman, dan juga menjauhi perkara-perkara yang dapat menjatuhkan harga diri dan nama baik generasi penerus yang menjunjung tinggi agama Islam, dan menjaga nama baik lingkungan dimana engkau tingal. Nabi kita Rasulullah saw pernah bersabda :”Orang mukmin dengan orang mukmin yang lainnya adalah ibarat sebuah bangunan. Yang satu dengan yang lainnya saling kuat menguatkan”. (Hadist riwayat Bukhari, Muslim, dari Abu Musa Al-Asy`ari).