Jumat, 11 Maret 2011

WASIAT KE-14 FADHILAH DALAM `IFFAH


            Wahai anakku sayang, `iffah (menjaga diri dari sesuatu perkara yang diharamkan) adalah termasuk sebagian dari akhlak orang-orang yang mulia, dan termasuk amalan orang-orang yang shalih. Oleh sebab itu, engkau harus memiliki akhlak yang mulia itu supaya menjadi suatu watak yang terpatri dengan kuat di dalam jiwamu. Yang juga termasuk sebagian dari `iffah adalah berusaha untuk menjadi orang yang hidup dengan pola hidup yang sederhana, tidak merasa keberatan untuk memberi makan dan minum kepada orang yang sangat membutuhkannya, juga kepada teman-teman yang lainnya. Dahululah kepentingan orang lain, daripada kepentingan diri sendiri. Bagian lain yang termasuk dari `iffah adalah janganlah sekali-kali engkau melihat sesuatu yang menjadi milik orang lain dan engkau berniat untuk memilikinya (thama`), dan janganlah pula engkau terlalu rakus dalam hal makan dan minum untuk mengejar kesenangan yang sifatnya hanya sementara saja.
            Wahai anakku sayang, yang juga termasuk `iffah pula adalah jika engkau dapat membagi dan membedakan kepentingan untuk pribadi serta kepentingan hawa nafsumu. Janganlah engkau menurutkan kehendak hawa nafsumu dalam mencari kepuasan yang sifatnya hina, perbuatan seperti ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang dzalim, orang-orang yang mempunyai akhlak yang buruk sajalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya.
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya orang kaya yang mengisi perutnya dengan jenis makanan yang enak lagi lezat, sama saja seperti seorang fakir yang juga telah mengisi perutnya dengan makanan yang tidak enak, karena tujuan akhir dari semua itu (makanan yang enak maupun yang tidak enak) adalah satu, yaitu semuanya akan menjadi kotoran.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau menjadi seorang yang mempunyai jiwa yang mulia dengan berbuat `iffah, janganlah engkau sekali-kali mencoba untuk mengotori kemuliaan yang ada pada dirimu dengan makanan yang engkau memakannya dengan cara yang terlalu cepat, hingga engkau sama sekali tidak merasakan kelezatannya, dan ketika engkau dimana saja, maka hindarilah cara makan yang rakus supaya engkau tidak mendapatkan celaan dari orang-orang yang melihatmu itu.
            Wahai anakku sayang, bagi orang yang belum memilikinya, sifat `iffah merupakan perisai diri. Maka peliharalah perisai tersebut hingga ia akan mengantarkanmu ke dalam ketentraman dan kemuliaan hidup, baik dalam pandangan ulama, maupun dalam pandangan orang-orang awam (umum).
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau takut terhadap segala perbuatan yang diharamkan. Apabila engkau berjalan di keramaian, maka janganlah engkau memenuhi arah pandang matamu terus-menerus kepada kaum wanita, begitu juga sebaliknya. Janganlah engkau terlalu asyik berbicara dengan seseorang yang bukan muhrim dan bukan merupakan sanak saudaramu (sekalipun teman dalam belajar). Hindarilah olehmu berdua-duaan dengan seorang wanita, karena perbuatan seperti itu diharamkan untukmu. Maka berpegang teguhlah kepada perintah Allah swt :
قـل للمؤمـنـيـن يـغـضـوا من ابـصـارهـم ويـحـفـظـوا فـروجـهـم, ذلك أزكى لهم, ان الله خـبـير بـمـا يـصـنـعـون.
Katakanlah kepada orang-orang yang beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemalannya, karena yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nuur : 30).
            Wahai anakku sayang, dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud dari Anas bin Malik, dan diriwayatkan juga oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari Shafiyah r a., menuturkan :”Sesungguhnya Syaitan itu menelusuri tubuh anak Adam (ummat manusia) untuk merayunya sebagaimana beredarnya darah dalam tubuh manusia. Dan kaum wanita adalah tali pengikat bagi syaitan dan sebagai jarring yang dipasang oleh syaitan untuk menjerumuskan orang-orang yang beriman yang lemah imannya”.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau takut, dan jangan sampai syaitan menarik dirimu ke arah perangkap yang telah dipasangnya dengan memperturutkan hawa nafsu yang buruk, sehingga engkau akan terjerumus ke jurang dosa yang besar dan kemungkaran dengan melakukan perzinahan dan perbuatan maksiat yang lainnya.
            Wahai anakku sayang, ingatlah selalu akan firman Allah swt :
ولا تـقـربـواالـزنى انـه كان فـاحـشـة, وسـاء سـبـيلا.
Dan janganlah engkau mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah sesuatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (Al-Israa : 32).
            Wahai anakku sayang, aku wasiatkan kepadamu, supaya engkau senantiasa menjaga diri dari godaan dan bujuk rayu syaitan serta dari syahwat yang keji. Sesungguhnya Allah swt akan selalu mengawasimu, sekalipun engkau bersembunyi di tempat yang sepi, dan Allah swt pasti akan meng-hisab (menghitung) segala amal perbuatan yang pernah engkau lakukan.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau terima nasehatku ini, ingatlah selalu pada setiap saat, lebih-lebih dikala engkau tertarik untuk melakukan perbuatan yang buruk, dengan memperturutkan syahwat yang hina. Segeralah untuk meminta perlindungan-Nya dari godaan syaitan yang terkutuk, dengan membaca :”A`uudzuu billahi minas syaithaanir rajim”. Hadapkanlah dirimu kepada Allah swt dengan niat yang suci dan murni, mintalah keselamatan kepada Allah swt dari segala godaan dan rayuan syaitan.
            Wahai anakku sayang, sesungguhnya Allah swt maha menguasai, maha menjaga, dan maha memelihara dirimu dengan rahmat dan hidayah-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar