Jumat, 11 Maret 2011

WASIAT KE-17 FADHLAH TAUBAT, ROJA`, KHAUF, SABAR DAN SYUKUR


            Wahai anakku sayang, hindarkanlah dirimu dari perbuatan dosa dan kesalahan, terkecuali para Nabi `alaihimush shalatu was salam, mereka adalah orang-orang yang ma`sum (terjaga) dari segala dosa dan kesalahan. Jika seandainya engkau terpaksa untuk melakukannya, maka segeralah beristighfar kepada Allah swt, karena sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengampun kepada para Hamba-hamba-Nya.
            Wahai anaku sayang, sesungguhnya bertaubat dari dosa yang pernah engkau lakukan tidaklah cukup hanya dengan kata-kata di lisan saja, akan tetapi bertaubat yang sebenarnya yaitu; engkau menyatakan pengakuan atas semua dosa yang telah engkau lakaukan di hadapan Tuhanmu, dengan kesadaran bahwa sesungguhnya engkau telah melakukan dosa dan harus menerima siksa sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah swt. Dalam bertaubat hendaknya engkau banyak-banyak membaca istighfar dengan perasaan sedih dan menyesali atas semua perbuatan yang telah engkau lakukan. Serta berjanji kepada Allah swt untuk tidak mengulanginya kembali selama-lamanya, kemudian engkau serahkan dirimu sepenuhnya di hadapan Allah swt dengan selalu mengharap akan ampunan dari segala dosa yang tela engkau lakukan. Apabila Allah swt menghendaki, maka pasti Dia akan mengampunimu, tetapi mungkin juga Allah swt akan menyiksamu.
            Wahai anakku sayang, semua itu adalah sebuah cara dalam bertaubat dan beristighfar yang sebenarnya (taubatan nashuha). Jadi, bukan hanya cukup dengan ucapan :”Aku bertaubat kepada Allah swt”, tetapi engkau masih selalu melakukan perbuatan maksiat. Hal ini tentunya merupakan perbuatan dosa yang lain, yang nantinya juga akan mendapatkan siksa dari Allah swt.
            Wahaia anakku sayang, ambillah pelajaran terhadap dirimu sendiri, jika orang tua dan gurumu telah menyuruhmu untuk belajar dengan tekun, akan tetapi engkau mengabaikannya, dan ketika orang tua dan gurumu hendak memberikan hukuman kepadamu, engkau berkata :”Aku bertaubat”, apakah taubatmu itu dapat diterima orang tua dan gurumu, sedangkan engkau masih terus-terusan malas dalam belajar ? Apakah itu bukan merupakan taubat yang palsu, yang pantas untuk mendapatkan sangsi yang berlipat ganda ?
            Wahai anakku sayang, jadikanlah rasa takut terhadap siksa Allah swt sebagai dinding pemisah antara dirimu dan perbuatan dosa. Barangsiapa yang takut terhadap siksa Allah swt, maka kemungkinan sangat kecil sekali untuknya melakukan perbuatan yang melanggar terhadap ketentuan-ketentuan Allah swt, karena dia yakin bahwa segala perbuatan pasti akan dilihat dan mendapatkan balasannya dari Allah swt.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau sekali-kali mencoba untuk berputus asa dari rahmat Allah swt, apabila engkau telah terlanjur untuk melakukan dosa. Berserahlah dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah swt disaat engkau sedan seorang diri ataupu ketika engkau tengah berada pada keramaian, mintalah ampun dan maghfirah kepada-Nya, Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
            Wahai anakku sayang, apabila dirimu ditimba kesusahan, baik menimpa dirimu, hartamu, ataupun sesuatu yang engkau anggap berharga, maka bersabarlah. Selalulah meminta pahala di sisi Allah swt dengan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapinya. Terimalah dengan perasaan ridha terhadap Qadha dan Qadar-Nya. Bersyukurlah kepada Tuhanmu atas segala kelembutan dan kebaikan yang telah Allah swt curahkan kepadamu, supaya musibah yang sedang menimpamu tidak dilipat gandakan. Serta mohonlah kehalusan terhadap Qadha dan Qadar-Nya serta ucapkanlah :”Ya Allah, sesungguhnya aku tidak memohon kepada-Mu akan tertolaknya Qadha, tetapi aku memohon kepada-Mu akan kasih saayang-Mu dalam menghadapi musibah yang menimpaku”.
            Wahai anakku sayang, apabila engkau telah kehilangan sesuatu barang, maka sebagai jalan keluarnya tentunya engkau akan menggunakan barang lain yang ada, sekalipun barang tersebut engkau anggap lebih rendah nilainya dari barang yang hilang. Tidaklah musibah itu engkau rasakan sangat berat, kecuali di akhirat nanti engkau akan merasakan lebih berat lagi dari apa yang sedang engkau hadapi sekarang ini. Oleh karena itu, janganlah engkau kufur terhadap musibah yang sedang menimpamu itu, dan janganlah engkau mengingkari takdir Allah swt serta jangan sampai musibah yang telah menimpa dirimu menjadikan penghalang bagimu untuk beribadah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Tuhanmu adalah Dzat yang Maha Berkehendak, hingga tidak ada satu makhluk pun di dunia ini yang dapat menolak takdir-Nya, dan adalah Allah swt maha Bijaksana lagi Maha Waspada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar