Jumat, 11 Maret 2011

WASIAT KE-15 FADHILAH MURU`AH, SYAHAMAH, DAN `IZZATIN NAFSI


            Wahai anakku sayang, ketahuilah bahwa tidak akan ada kebaikan bagi orang yang mempunyai sedikit muruahnya (kurang menjaga kehormatan dirinya), membuat dirinya hina dalam pandangan ummat manusia dan teman pergaulannya. Apabila seseorang dihina dan dicela, dia akan merasa rendah diri serta takut akan kehilangan kemuliaan dirinya.
            Wahai anakku sayang, kepribadian orang-orang seperti itu bukanlah merupakan watak dan kepribadian orang-orang yang mempelajari agama. Dan perbuatan tersebut juga tidak patut dimiliki oleh orang-orang yang berpegang teguh kepada ajaran syari`at Islam.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau menjaga dan memelihara sifat muruah-mu, janganlah engkau sekali-kali mendudukkan dirimu pada tempat yang bukan selayaknya. Peliharalah serta jagalah dirimu dari pergaulan dengan orang-orang yang berakhlak buruk dan tercela. Angkatlah kehormatan dirimu dari sifat-sifat kehinaan, dan janganlah engkau menjadi budak perutmu (hidup hanya untuk makan sebagaimana binatang), dan janganlah pula engkau menjadi budak nafsu syahwatmu dengan selalu menuruti terhadap apa yang dikehendakinya.
            Wahai anakku sayang, fakir (kekurangan) di dalam masalah harta benda tidak akan menjadikanmu tercela di mata ummat manusia. Seseorang akan tercela apabila di dalam dirinya tidak mempunyai sifat muruah, dan bukan karena ia tidak mempunyai harta yang banyak. Seseorang akan mendapatkan pujian apabila ia mempunyai sifat muruah, baik ketika ia bergaul dengan keluarga dan temannya, jadi bukan karena banyaknya harta yang ia miliki.
            Sebagian dari sifat wara` (orang yang mempunyai kedalaman ilmu agama) juga dapat menjaga wajahmu dari kehinaan hidup meminta-minta, ridha untuk hidup sederhana dan apa adanya, makan hanya sekedar untuk penguat badan saja, sebagaimana diterangkan di dalah hadist, dari Nabi kita Muhammad saw :”Tidaklah anak Adam (ummat manusia) memenuhi suatu wadak yang lebih jelek daripada perutnya. Hanya sekedar untuk keperluan mempertahankan kekuatan tubuhnya saja dia makan. Apabila merasa harus lebih banyak makan, maka hendaklah dibagi perutnya, yaitu sepertiga untuk menyimpan makanannya, seprtiga untuk menyimpan minumannya, dan sepertiga lagi untuk pernafasannya”. (Hadist riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dari Miqdad r a). janganlah sekali-kali memancing seseorang untuk mengungkapkan terhadap sesuatu yang telah diberikan kepadamu, baik berupa berupa barang maupun yang lainnya, karena itu merupakan kesenangan yang sementara saja. Ada lagi cara untuk menjaga kehormatan diri adalah supaya engkau selalu melihat dengan penuh kasih sayang kepada fakir miskin dan orang-orang yang lemah diantaramu. Engkau juga dapat memberikan kepada salah seorang teman yang membutuhkan, baik dengan harta maupun dengan yang lainnya sesuai dengan kadar kemampuanmu, dan janganlah engkau jadikan pertolonganmu itu sebagai jalan untuk menghina dan mencelanya.
            Wahai anakku sayang, hendaklah engkau selalu memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan atau yang telah berbuat jahat kepadamu, sekalipun engkau mampu dan kuat untuk membalasnya. Dan hendaklah engkau berkata yang benar, sekalipun pada diri sendiri, dan juga senantiasa menjaga kehormatan diri sekalipun engkau hidup dalam keadaan yang fakir dan miskin terhadap harta, karena itu adalah termasuk dari syahamah (mencegah hawa nafsu).
            Wahai anakku sayang, orang yang tidak menjaga `izzatin nafsi (kemuliaan diri), maka tidak akan ada manfaat terhadap harta dan yang selainnya, untuk mencapai suatu kemuliaan. Kemuliaan diri adalah perkara yang lebih utama dan lebih mulia daripada kemuliaan harta dan benda. Dengan menunujukkan akhlak yang baik di hadapan ummat manusia, sekalipun engkau dalam keadaan fakir adalah merupakan kemuliaan diri. Serta janganlah engkau menunjukan hajat keperluanmu kepada seseorang yang dekat denganmu. Dan hendaknya engkau selalu bersabar terhadap segala bentuk kesulitan hidup yang engkau alami, dengan kesabaran yang terpuji dan berserah diri sepenuhnya hanya kepada Allah swt, serta janganlah engkau sekali-kali mencoba meminta pertolongan kepada selain daripada-Nya.
            Wahai anakku sayang, yang termasuk sebagian dari `izzatin nafsi, muruah, dan syahamah adalah supaya engkau senantiasa menjauhkan diri dari melakukan perbuatan yang hina dan rendah untuk dirimu, serta hendaknya engkau menjauhi segala perbuatan yang akan menjatuhkan harga diri teman, dan juga menjauhi perkara-perkara yang dapat menjatuhkan harga diri dan nama baik generasi penerus yang menjunjung tinggi agama Islam, dan menjaga nama baik lingkungan dimana engkau tingal. Nabi kita Rasulullah saw pernah bersabda :”Orang mukmin dengan orang mukmin yang lainnya adalah ibarat sebuah bangunan. Yang satu dengan yang lainnya saling kuat menguatkan”. (Hadist riwayat Bukhari, Muslim, dari Abu Musa Al-Asy`ari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar