Jumat, 11 Maret 2011

WASIAT KE-5 HAK DAN KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN


            Wahai anakku sayang, ingatlah, bahwa hari ini engkau telah menjadi seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu, dan tentunya engkau juga mempunyai teman. Maka jadikanlah mereka sebagai saudara dan temanmu dalam pergaulanmu. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali engkau membuatnya sakit hati karena ulahmu, dan janganlah sekali-kali engkau memperlakukannya dengan buruk.
            Wahai anakku sayang, jika engkau sedang duduk dengan mereka, maka janganlah sekali-kali engkau mempersempit tempat duduknya, lapangkanlah, sehingga temanmu dapat dengan leluasa mendudukinya. Dan sesungguhnya mempersempit tempat duduk dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk duduk adalah termasuk perbuatan yang menjengkelkan dan menyakitkan hati, sehingga membuat hati tidak enak, serta banyak menyebabkan keburukan. Tidakkah engkau ingat akan firman Allah swt :
يـأيـهـاالـذ يـن امـنـوااذاقـيل لـكـم تـفـسـحـوا يـفـسـح الله لـكـم, واذاقـيـل انـشـزوا فـانـشـزوايـرفـع الله الـذ يـن امـنـوا مـنـكـم, والـذ يـن اوتـواالـعـلـم درجـت, والله بـمـا تـعـمـلـون خـبـيـر.
wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu; berlapang-lapanglah di dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan; berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang menuntut ilmu. Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang telah kalian perbuat”. (Al-Mujadalah : 11).
            Wahai anakku sayang, apabila seorang dari temanmu telah mendapatkan kesulitan dalam pelajaran dan dia bertanya kepada gurumu, maka dengarkanlah dengan baik terhadap jawaban gurumu tersebut, dengan demikian mungkin saja engkau akan mendapatkan pelajaran yang sebelumnya engkau tidak mengetahuinya.dan hindarilah terhadap perkataan yang dapat membuat hati temanmu merasa tersinggung dan merasa dihina, dan juga janganlah engkau sekali-kali menunjukkan muka yang sinis, hanya karena ada suatu pertanyaan dari temanmu yang membuatmu tidak suka.
            Wahai anakku sayang, Imam Abu Hanifah Rah. A (seorang penggagas Madzhab Hanafi) ketika ditanya : Apa yang menyebabkan engkau, sehingga engkau mempunyai ketinggian ilmu pengetahuan yang sangat luas ?, maka Imam Abu Hanifah menjawab :”Aku tidak pernah bermalas-malas dalam mengambil manfaat (dengan proses belajar dan mengajar), dan aku tidak pernah menahan (menyembunyikan ilmu) terhadap orang yang ingin belajar kepadaku”.
            Wahai anakku sayang, janganlah engkau sekali-kali mempersempit jalan bagi teman-temanmu dalam menuntut ilmu, di saat mereka menanyakan sesuatu yang benar-benar mereka belum mengetahuinya. Jika engkau menghendaki suatu manfaat, maka ikutlah dengan mereka dalam menyimak dan menjelaskan dengan seksama terhadap apa yang dijelaskan oleh gurumu (sekalipun engkau telah faham dan mengerti lebih dulu dari temanmu).
            Wahai anakku sayang, jika engkau tinggal bersama teman-temanmu dalam suatu asrama, maka jagalah dirimu untuk tidak meresahkan mereka resah dengan ulahmu. Apabila waktu istirahat telah tiba, maka janganlah sekali-kali engkau mengganggu mereka dengan meninggikan suaramu, baik ketika itu engkau sedang membaca ataupun sedang menghafal pelajaranmu. Belajarlah dengan sopan di dalam asrama, dan biarkanlah teman-temanmu menikmati waktu istirahatnya dengan tenang sebagaimana ketika engkau istirahat. Apabila fajar telah datang menyambut, da ternyata engkau telah lebih dulu bangun dari tidurmu, maka bangunkanlah teman-temanmu dengan lembut dan sopan, kemudian ajaklah mereka ke masjid asrama untuk shalat shubuh dengan berjama`ah. Karena shalat berjama`ah itu lebih utama daripada shalat dengan sendiri-sendiri.
            Wahai anakku sayang, apabila ada seorang temanmu yang membutuhkan pertolonganmu, janganlah sekali-kali engkau merasa berat untuk mengulurkan pertolongan kepadanya. Jauhkanlah sikap suka membanggakan dirimu, bahwa engkau memiliki kelebihan daripada teman-temanmu, jangan,jangan, janganlah itu engkau lakukan.
            Wahai anakku sayang, Nabi kita Muhammad saw telah bersabda :”Orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain adalah ibarat sebuah bangunan, yang satu menguatkan bagian yang lainnya”. (hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa`I, dengan sanad dari Abu Musa Al-Asy`ari).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar